15 April 2011

Puisi - Damai

Damai mengalir
Menembusi setiap hembus nafas
Tenang membanjiri sukma saat kubersujud
Lalu gerimis hati menghantar syukur
Ke riba pohon doa

Gemersik alun sang bayu
Sayup-sayup berlari dari satu pepohon
Menggugurkan reranting tua
Alangkah takjubnya melihat anugerahMu
Dan dengan kaki sengaja kubiar telanjang
Seperti pari-pari
Aku berlari mengejar dedaun itu

Ketika malam menyulam kegelapan
Kutatap langit dengan rintik airmata
Seolah ada selembar surat cinta
Dari kekasih
Dan purnama indah
Perlahan-lahan menguak dada langit
Menyapa aku dengan senyum
Seolah ia berkata
Aku datang kepadamu
Membawa jelita malam
Lalu masihkah kau tidak bersyukur
Dan mensyukuri sebuah keberuntungan





Subahanallah....
Kubiar mataku tertancap di dada langit
Alangkah indahnya purnama itu
Cahayanya membias
Di antara lereng perbukitan
Dan kabus putih sesekali berarak
Meninggalkan jejak sang bayang-bayang
Tanpa sedar aku sudah berlari
Membiar purnama menyimbah susuk tubuh
Yang pasti akan pulang ke halaman abadi...










4 comments:

  1. Puisi... ini indah dan menyentuh... badus banget

    ReplyDelete
  2. Terima kasih IPMMA...
    Suatu yg indah dan damai itu kadang-kadang sukar diungkapkan dengan kata-kata. Ia lahir dari dalam hati :-)

    ReplyDelete